Home / Toxic deal: PLTU captive di kawasan industri Kaltara

Toxic deal: PLTU captive di kawasan industri Kaltara

Adaro membangun PLTU batu bara baru

Adaro sedang membangun proyek smelter aluminium beserta pembangkit listrik batu bara baru di Kalimantan Utara. Smelter tersebut akan dilistriki oleh sumber batu-bara dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Smelter tersebut dikembangan dalam tiga tahap, dan tahap pertama sudah sampai pada proses konstruksi.

Bank domestik mengambil peran untuk mendukung PLTU batu bara baru tersebut.

Konstruksi tahap 1 proyek tersebut didukung oleh lima bank domestik Indonesia yang telah menandatangani kontrak kredit di bulan Mei 2023.

Kelima bank tersebut adalah Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI dan Bank Permata.

PLTU batu bara baru mengancam laju krisis iklim dan masa depan kita semua

Badan penelitian global International Energy Agency (IEA) telah menyatakan bahwa jika kita ingin membatasi kenaikan suhu permukaan bumi di 1.5°C dan membatasi dampak krisis iklim, maka seharusnya sudah tidak ada lagi tambahan PLTU batu bara baru dari tahun 2021.

PLTU batu bara Adaro baru akan beroperasi paling cepat di awal tahun 2025. Pembangkit listrik tersebut akan mengeluarkan emisi 5.2 juta ton CO2-ekuivalen per tahun.

Kehadiran PLTU baru berisiko mengancam kehidupan para nelayan

Berdasarkan dokumen AMDAL yang dilansir oleh AP dan CELIOS, dampak lingkungan seperti kontaminasi air panas, debu fly-ash dari pembangkit batu-bara, meningkatnya temperatur udara, tumpahan limbah batu-bara semua dapat menyebabkan menurunya industri turis dan mempengaruhi jumlah tangkapan ikan bagi nelayan.

Tabel 1: Spesifikasi proyek smelter Adaro

Tahap 1
Detail proyek Smelter aluminium kapasitas 500.000 ton per tahun, Pembangkit listrik PLTU kapasitas 1.100 MW
Sponsor proyek Smelter (Kalimantan Aluminium Industry):
Adaro Minerals Indonesia (65%) Aumay Mining, Legend Holdings (22.5%),
Cita Mining Investindo (12.5%)

Pembangkit listrik PLTU (Kaltara Power Indonesia):
Adaro Power
Cita Mining Investindo
Tanggal penyelesaian Commercial Operation Date (COD) Q2 2025
Nilai proyek US$ 2 miliar
Skema pendanaan Ekuitas and pinjaman bank
Status pendanaan Kredit mencapai kesepakatan pada tanggal 12 May 2023
Pinjaman bank Kaltara Aluminium Industry (KAI):
US$981.4 juta (tranche 1), IDR 1.547 trilliun (tranche 2).
Jatuh tempo 12 Mei 2031, tenor 8 tahun

Kaltara Power Indonesia (KPI):
US$603.6 juta (tranche 1), IDR 952.1 miliar (tranche 2).
Jatuh tempo: 12 Mei 2033, tenor 10 years

Sindikasi bank Bank Mandiri (US$585M), BNI (US$350M), BRI (US$450M), BCA (US$270), Permata Bank (US$100M)1
Tahap 2
Detail proyek Smelter aluminium kapasitas 500.000 ton per tahun, Pembangkit listrik PLTU batu-bara dan energi terbarukan
Sponsor proyek Smelter (Kalimantan Aluminium Industry):
Adaro Minerals Indonesia (65%)
Aumay Mining, Legend Holdings (22.5%),
Cita Mining Investindo (12.5%)
Pembangkit listrik PLTU (Kaltara Power Indonesia):
Adaro Power
Cita Mining Investindo
Tanggal penyelesaian COD Q4 2026
Nilai proyek US$ 2 miliar
Skema pendanaan Ekuitas dan pinjaman bank
Status pendanaan N/A
Pinjaman bank N/A
Sindikasi bank Bank Mandiri (US$585M), BNI (US$350M), BRI (US$450M), BCA (US$270), Permata Bank (US$100M)

PT Kayan Patria Pratama (KPP)

Tahap 3
Detail proyek Smelter aluminium kapasitas 500.000 ton per tahun, Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
Sponsor proyek Smelter (Kalimantan Aluminium Industry):
Adaro Minerals Indonesia (65%)
Aumay Mining, Legend Holdings (22.5%),
Cita Mining Investindo (12.5%)
Pembangkit listrik tenaga air
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro)
Sarawak Energy Berhad (Sarawak Energy)
Tanggal penyelesaian COD Q4 2029
Nilai proyek Ekuitas dan pinjaman bank
Skema pendanaan N/A
Status pendanaan N/A

1 Aggregated loans amount between KAI and KPI. Bank Indonesia Currency Rate (12 May 2023).