Batu bara merupakan penghasil emisi karbon dioksida buatan manusia terbesar di dunia. Pada tahun 2020, produksi batu bara global menyumbang emisi karbon dioksida sebesar 13.98 miliar ton per tahun. Demi kelangsungan hidup manusia, ibu pertiwi, dan bumi, Indonesia harus segera meninggalkan batu bara.
Moody’s Investors Service menyebutkan risiko refinancing untuk perusahaan batu bara sangat tinggi di tengah menyusutnya jumlah pinjaman bank dan kurangnya sumber pendanaan alternatif akibat trend global coal phase-out. Perusahaan tambang batu bara Indonesia berisiko menghadapi kekurangan pendanaan mengingat bank regional dan internasional menjadi semakin selektif dalam memberikan pinjaman, khusunya terkait bisnis batu bara.
Ternyata, bank – bank domestik Indonesia masih memberikan pendanaan terhadap industri batu bara. Berdasarkan data dari Urgewald, perbankan nasional masih memberikan pinjaman kepada perusahaan batu bara yang terdaftar pada Global Coal Exit List (GCEL) 2020.
Kami mendukung udara bersih dan terjaganya lingkungan Indonesia. Sayangnya, masih ada empat bank yang mendanai energi fosil (batu bara) yang tidak ramah lingkungan.